Friday, April 4, 2014

Efek Rumah Kaca dan Hubungannya dengan Udara Panas Saat Mendung

Pengertian dan Penyebab Efek Rumah Kaca

Teori mengenai efek rumah kaca pertama kali dicetuskan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824. Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer yang terjadi karena pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui batas kemampuan penyerapan oleh sumber daya alam sekitar.

Sebenarnya, tidak selamanya efek rumah kaca itu bersifat negatif. Salah satu contoh positif efek rumah kaca yaitu kemampuannya dalam membantu bumi kita tetap hangat dan menyeimbangkan suhu antara siang dan malam. Namun, faktor kelalaian manusia menjadikan efek positif itu berubah menjadi negatif dengan eksploitasi sumber daya alam yang terlalu berlebihan dan tidak menghiraukan keseimbangan alam.

Energi-energi yang diserap bumi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Peningkatan konsentrasi gas-gas tersebut lah yang menimbulkan efek negatif rumah kaca.

Gas-gas yang mempengaruhi peningkatan efek rumah kaca diantaranya adalah Karbondioksida (CO2), belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).

Akibat Efek Rumah Kaca

Peningkatan efek rumah kaca akan mengakibatkan global warming yang menimbulkan perubahan cuaca yang terbilang ekstrem, kerusakan hutan, serta ketidak seimbangan ekosistem. Pemanasan suhu bumi pun akan mencairkan es di kutub-kutub bumi yang kemudian mengakibatkan peningkatan volume air bumi.

Cuaca Mendung tapi kok Udara Panas Sih?

Pada awan mendung terjadi proses perubahan uap air (gas) menjadi air (cair) atau yang biasa disebut proses sublimasi. Dalam proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya lebih rendah dibandingkan awan putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.

Sources:


No comments:

Post a Comment